
Sibolga (Humas) — Dalam rangka membekali generasi muda dengan pengetahuan dan kesadaran hidup berencana, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Sibolga menggelar sosialisasi pendewasaan usia perkawinan dan pencegahan kenakalan remaja di Madrasah Aliyah Negeri Sibolga pada Rabu pagi, 28 Mei 2025.
Kegiatan yang berlangsung di ruang kelas madrasah ini diikuti oleh siswa kelas X dan XI, serta dihadiri oleh para guru pendamping. Sosialisasi ini merupakan bagian dari program strategis nasional dalam mewujudkan generasi muda yang sehat, cerdas, dan mampu merencanakan masa depan mereka secara matang khususnya dalam menghadapi tantangan masa remaja dan menentukan waktu yang tepat untuk menikah.
Dalam pemaparannya, Sahara Intan Delima, tim dari DPPKB Kota Sibolga menyampaikan pentingnya memahami usia minimal untuk menikah, yaitu 19 tahun untuk perempuan dan 21 tahun untuk laki-laki, sebagaimana diatur dalam undang-undang. Mereka juga menjelaskan dampak dari pernikahan dini, mulai dari risiko kesehatan ibu dan anak, putus sekolah, ketidaksiapan emosional, hingga meningkatnya potensi kemiskinan antargenerasi.
“Menikah itu bukan soal usia, tapi soal kesiapan. Dan kesiapan itu tidak hanya secara fisik, tetapi juga mental, emosional, sosial, dan ekonomi. Oleh karena itu, remaja perlu memiliki perencanaan hidup yang matang sejak dini,” ujar Sahara dengan nada tegas namun bersahabat.
Sesi sosialisasi juga menyentuh topik penting lainnya, yakni kenakalan remaja, yang mencakup perilaku menyimpang seperti pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba, kekerasan, hingga pelanggaran hukum ringan. Melalui video edukatif dan diskusi terbuka, siswa diajak merenungi berbagai konsekuensi negatif dari kenakalan remaja, serta diajak menemukan cara menghindari pengaruh buruk lingkungan melalui kontrol diri, memilih teman yang positif, dan menanamkan nilai-nilai agama serta moral dalam kehidupan sehari-hari.
Kepala MAN Sibolga, Nurul Oktaviana Mekawati, dalam kesempatannya mengapresiasi langkah DPPKB yang telah menyentuh langsung ranah edukasi di lingkungan madrasah. Ia menyatakan bahwa sosialisasi seperti ini sangat relevan dengan kebutuhan remaja saat ini, yang hidup di tengah arus informasi bebas dan sering kali belum memiliki filter moral yang cukup kuat.
“Madrasah memang mendidik dalam hal ilmu, tetapi kami juga berkomitmen untuk membekali siswa dengan pemahaman kehidupan. Pendidikan karakter, nilai keagamaan, dan informasi yang benar soal pernikahan serta bahaya kenakalan remaja adalah bagian penting dari pembinaan generasi muda. Maka kami sangat terbuka dan mendukung kegiatan ini,” ujarnya.
Kegiatan berlangsung interaktif. Para siswa tampak antusias mengikuti pemaparan dan bahkan aktif bertanya saat sesi diskusi. Beberapa siswa menyampaikan kekhawatiran mereka terhadap tekanan lingkungan yang mendorong gaya hidup bebas, serta bertanya bagaimana cara menyikapi orang tua atau kerabat yang mendesak mereka menikah muda.
Dalam penutupannya, narasumber dari DPPKB mengingatkan kembali pentingnya merencanakan hidup sejak remaja mulai dari menentukan cita-cita pendidikan, pekerjaan impian, hingga waktu yang tepat untuk membina rumah tangga. “Tidak ada yang salah dengan menikah, tapi pastikan kamu siap lahir dan batin. Jika kamu punya mimpi, bangun jalannya dari sekarang,” pesan mereka.
Kegiatan sosialisasi ini diharapkan menjadi langkah awal dalam memperkuat kesadaran siswa akan pentingnya perencanaan hidup dan menjaga diri dari perilaku berisiko. MAN Sibolga berkomitmen untuk terus menjalin sinergi dengan instansi terkait demi menciptakan generasi madrasah yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga kuat secara mental dan moral dalam menghadapi kehidupan. (IMS)