SORAK SORAI LAGU NASIONAL IRINGI APEL PAGI MAN SIBOLGA

Suara riuh sorak sorai menggema dari halaman MAN Sibolga Kamis pagi (15/5). Bukan karena euforia perlombaan, bukan pula karena kunjungan tokoh nasional.

Sibolga (Humas) - Suara riuh sorak sorai menggema dari halaman MAN Sibolga Kamis pagi (15/5). Bukan karena euforia perlombaan, bukan pula karena kunjungan tokoh nasional. Tetapi karena ratusan siswa dan guru dengan penuh semangat menyanyikan lagu-lagu kebangsaan dalam apel pagi yang kini dikemas berbeda lebih hidup, lebih menyentuh rasa kebangsaan.
Di bawah langit biru yang cerah dan semilir angin pesisir Sibolga, apel pagi di MAN Sibolga tidak lagi sebatas pembacaan tata tertib dan penyampaian informasi rutin. Kini seluruh peserta menyanyikan bersama beberapa lagu nasional seperti “Sorak-Sorak Bergembira,” “Dari Sabang Sampai Merauke,” hingga “Bangun Pemuda Pemudi.” Lagu-lagu yang selama ini hanya dikenal di momen 17-an, kini menjadi pembiasaan harian.
Kepala MAN Sibolga, Nurul Oktaviana Mekawati, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan langkah sederhana namun strategis dalam menanamkan semangat nasionalisme sejak dini. “Kami tidak ingin cinta tanah air hanya jadi slogan. Nasionalisme harus dihidupkan dalam keseharian, dimulai dari hal paling mendasar, seperti menyanyikan lagu-lagu kebangsaan secara bersama,” ungkapnya usai apel.
Menurutnya, dalam suasana kebersamaan seperti inilah nilai-nilai persatuan dan cinta tanah air dapat ditanamkan lebih dalam. Lagu-lagu kebangsaan memiliki kekuatan emosional yang membangkitkan semangat dan kebanggaan sebagai bagian dari bangsa Indonesia.
Pembiasaan ini juga direspons positif oleh para siswa. Banyak di antara mereka mengaku merasa lebih bersemangat dan terhubung dengan identitas nasional mereka. “Biasanya apel cuma diam dan dengerin sambutan. Tapi sekarang lebih seru. Waktu nyanyi bareng, rasanya kayak kita bagian dari sesuatu yang besar. Bukan cuma pelajar, tapi anak Indonesia,” ujar Selvina, siswi kelas X.
Sementara itu, WKM Kesiswaan, Julinar Sipahutar, menyebutkan bahwa penguatan karakter kebangsaan harus dirancang melalui pendekatan yang menyenangkan dan tidak menggurui. “Dengan lagu-lagu ini, siswa tidak hanya mengenal liriknya, tapi juga nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Ini menjadi ruang refleksi sekaligus pelecut semangat mereka sebagai generasi penerus bangsa,” jelasnya.
Lagu “Dari Sabang Sampai Merauke” membawa siswa membayangkan luasnya negeri ini, menyadari bahwa keberagaman adalah kekayaan, bukan alasan untuk terpecah. Lagu “Bangun Pemuda Pemudi” membangkitkan optimisme, memantik kesadaran akan peran besar yang menanti di masa depan. Sementara “Sorak-Sorak Bergembira” menghadirkan sukacita yang khas bahwa mencintai negeri ini bisa dilakukan dengan cara yang sederhana namun penuh semangat.
Kegiatan ini juga menjadi bagian dari program pembentukan karakter dan penguatan Profil Pelajar Pancasila yang terus digalakkan di lingkungan madrasah. Pihak madrasah bahkan berencana menjadikan nyanyian lagu nasional sebagai rutinitas yang tak hanya ada di apel pagi, tetapi juga disisipkan dalam kegiatan pembelajaran tematik.
Di tengah era digital yang penuh tantangan identitas dan budaya asing, MAN Sibolga memilih langkah berani untuk kembali ke akar menguatkan jati diri bangsa melalui suara, melalui lagu, melalui semangat. Apel pagi kini bukan hanya formalitas, melainkan ruang pembentukan jiwa nasionalis.
Dan dari halaman madrasah inilah, semangat cinta Tanah Air itu terus dinyalakan setiap pagi, lewat syair, nada, dan suara anak-anak Indonesia hebat yang menyongsong masa depan dengan rasa bangga terhadap bangsanya sendiri. (IMS)

Berikan Komentar
Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun). Komentar akan ditampilkan setelah disetujui oleh Admin
LINK TERKAIT